1.Perbedaan Laser - Lampu Bohlam
techlasers.com |
Dibandingkan lampu bohlam, laser memiliki intesitas cahaya yang lebih tinggi dan mampu merambat ke satu arah (lampu bohlam cahayanya ke segala arah). Karena itu, sinar laser dapat digunakan untuk memberi tanda (pointer).
Idealnya, memang arah rambat semua sinar pada laser pointer hanya ke satu arah, tetapi pada kenyataannya bisa menghasilkan sedikit perbedaan arah/sudut antara sinar-sinar pada laser pointer, sehingga semakin jauh jarak laser pointer ke layar. Selain itu, diameter cahaya laser pada layar tampak semakin besar. (Yohanes Surya/rmb)
2.DUNIA BARU DI MARS
Konon, dahulunya Bumi ini memiliki kemiripan dengan Mars, dimana kondisi lingkungan Bumi pada atmosfernya tidak terdapat sebagian oksigen. Keberadaan oksigen diakibatkan oleh bakteri-bakteri fotosintesis, sehingga binatang mulai bermunculan dan Bumi ini telah diisi oleh kehidupan.
Adapun berbagai cara dilakukan untuk memperoleh kesamaan keduanya hingga saat ini. Hal yang paling progress adalah memanaskan Planet Mars dengan cahaya Matahari. Meskipun jauh jaraknya, ilmu fisika lah yang selalu siap menggugah proyek tersebut. Apalagi NASA (National Aeronautics and Space Administration) ikut ambil alih di dalamnya.
Selain itu, manusia berupaya penuh untuk mengidentifikasikan jenis asteroid yang akan menabrakkan Mars. Hal ini dipilih asteroid yang memiliki gas amonia yang tinggi, agar menghangatkan Mars dan membantu menebalkan lapisan atmosfer yang tipis.
Proses keseluruhannya tentu saja membutuhkan waktu ribuan tahun, dengan teknologi yang ada dan yang dikembangkan dengan nanoteknologi. Usaha mengubah Mars menjadi tempat tinggal manusia yang baru dan bukanlah hal yang mustahil. (Prof. Yohanes Surya, Ph.D/rmb)
3.PERJALANAN MENEMBUS WAKTU
Atau sebenarnya cerita novel dan film-film semacam ini sudah mulai beranjak dari kategori fiksi ilmiah menjadi suatu terobosan terbaru teknologi modern yang benar-benar ada di kehidupan nyata?
Black hole atau lubang hitam merupakan medan yang memiliki gravitasi paling kuat. Saking kuatnya, lubang hitam ini bisa menyedot apa saja ke dalamnya! Tidak ada yang bisa menghindari tarikan gravitasinya, termasuk cahaya. Cahaya atau partikel lain yang tersedot lubang hitam akan langsung dilahap habis (dari sinilah asal istilah Lubang HITAM). Semua yang tadinya ada menjadi tidak ada. Banyak ilmuwan yang memperkirakan lubang hitam bisa menjadi pintu untuk
kembali ke masa lalu karena gravitasinya yang begitu kuat. Tetapi semua partikel akan hancur jika masuk ke lubang hitam! Bagaimana bisa kembali ke masa lalu jika kita sudah keburu hancur?
Para fisikawan akhirnya melirik ‘adik’ dari lubang hitam, yang kita kenal sebagai Wormhole (Lubang Cacing). Wormhole juga merupakan medan yang memiliki gravitasi yang sangat kuat, tetapi tidak seperti ‘kakak’nya. Jika suatu benda atau partikel masuk ke salah satu ujung lubang cacing, partikel itu masih bisa keluar di ujung lainnya (ada ‘pintu masuk’ dan ‘pintu keluar’nya). Jalur yang harus ditempuh dalam wormhole jauh lebih pendek dibanding jalur konvensional (merupakan jalan pintas). Ini analogi dengan terowongan di bawah bukit. Perjalanan melalui bukit tentunya lebih jauh dibanding jarak yang harus ditempuh jika kita melewati terowongan yang terletak di bawah bukit tersebut.
Misalnya ada wormhole yang pintu masuknya tidak jauh dari atmosfer Bumi, tetapi pintu keluarnya berada di dekat bintang yang dipenuhi partikel netron (neutron star) yang memiliki gravitasi sangat tinggi. Kita tahu bahwa pada ketinggian di atas atmosfer bumi gaya gravitasi bumi semakin kecil karena menjauhi pusat bumi. Ini berarti di pintu masuk wormhole waktu berjalan cepat, tetapi di pintu keluarnya waktu berjalan sangat lambat (karena adanya gravitasi
bintang).
Dengan demikian, jika kita memasuki wormhole tersebut kita bisa melakukan perjalanan dalam lorong waktu menuju masa lalu maupun masa depan! Satu hal yang pasti: pembuatan wormhole memang tidak mudah, tetapi menurut Fisika hal ini tidak mustahil! (Yohanes Surya/rmb)
4.Bulan Tampak Lebih Besar Saat Terbit
www.psychohistorian.org |
Memang sebenarnya jarak Bumi dan Bulan tidak tetap karena lintasan Bulan tidak benar-benar berupa lingkaran, tetapi perubahan ukuran Bulan karena hal tersebut tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Sebenarnya ukuran Bulan selalu sama, hanya saja kita kadang-kadang melihatnya seolah-olah lebih besar.
Biasanya Bulan terlihat lebih besar ketika terbit atau terbenam. Hal tersebut terjadi karena ketika terbit atau terbenam, posisi Bulan terlihat sejajar dengan permukaan Bumi, sehingga kita dapat membandingkan ukuran Bulan dengan rumah, gedung, dan benda-benda lain yang ada di permukaan Bumi.
Pemandangan tersebut yang membuat Bulan seolah-olah terlihat lebih besar. Kita dapat membuktikan kalau ukuran Bulan tidak berubah dengan mengukur diameter Bulan yang kita lohat ketika terbit dan setalahnya, ternyata diameternya tidak berubah. (Yohanes Surya/rmb)
5.Terbentuknya Salju
web image |
Negara-negara yang jauh dari garis khatulistiwa, cenderung memiliki cuaca dingin dan salju. Hal ini dikarenakan faktor penyinaran matahari yang sangat sedikit. Saat itulah reaksi salju muncul dengan cepat.
Bagi negara-negara yang dilintasi garis khatulistiwa memiliki intensitas sinar matahari yang cukup sepanjang tahun, sehingga udaranya tidak terlalu dingin dan juga tidak memiliki musim salju.
Salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa adalah Indonesia. Hampir setiap kota di negara kita ini cenderung tropis, kecuali Papua yang memiliki musim salju abadi. (Yohanes Surya/rmb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar